Rupiah menjadi “favorit” peserta pasar, analis Bank of America Merril Lynch, Rohit Garg, mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan CNBC International, Selasa (21/1/2020). Dia menambahkan bahwa Rupiah adalah mata uang yang paling diuntungkan oleh pemulihan ekonomi global dan kenaikan harga komoditas.

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang masuk pada 2020 telah menyebabkan kegemparan, karena penguatannya yang signifikan. Setelah ambruk cukup dalam dua tahun terakhir di level Rp14 ribu, bahkan mencapai Rp15 ribu menjelang akhir 2018.

Kondisi domestik yang membaik, serta ekonomi global yang diperkirakan akan meningkat tahun ini, menyebabkan aliran modal yang kuat ke Indonesia, yang menopang penguatan Rupiah.

Seperti dikutip oleh CNBC Indonesia, yang menerbitkan data dari Refinitiv, dari awal tahun hingga 18 Januari 2020, nilai tukar Rupiah menguat 2,26%. Penguatan itu menyebabkan Rupiah bergerak ke level Rp13.630 per dolar AS, karena sebelumnya dinegosiasikan pada Rp13.880 per dolar AS pada Desember 2019.

Penguatan Rupiah dipengaruhi oleh kondisi positif di luar negeri dan negara, yaitu, harga produk ekspor Indonesia, seperti minyak sawit mentah (CPO), dan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Mereka juga baik.

Penguatan Rupiah terhadap dolar AS dianggap memiliki dampak positif pada produk makanan olahan Indonesia. Penguatan tersebut dianggap menyebabkan harga impor bahan baku menurun sehingga memengaruhi daya saing produk.

Image result for import naik

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kementerian Perdagangan), Nus Nuzulia Ishak, mengatakan hingga saat ini industri makanan olahan nasional masih tergantung pada bahan baku impor. Jika Rupiah menguat, biaya produksi industri akan berkurang.

Menteri Koordinator Kelautan dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan ini mematahkan asumsi bahwa Rupiah tidak mungkin menguat.

Luhut percaya bahwa setelah undang-undang Omnibus, karya hak cipta, dan pajak selesai, perasaan Rupiah terhadap dolar AS akan terus meningkat. Belum lagi jika dana kekayaan berdaulat terbentuk, Luhut optimis bahwa Rupiah akan terus menguat.