Menurut laporan, Facebook berencana untuk memperluas layanannya. Hal ini diketahui dengan rencana Facebook untuk bekerja dengan beberapa bank di Amerika Serikat. Menurut sumber anonim, perusahaan telah berbicara dengan JPMorgan Chase, Citigroup, Wells Fargo dan US Bancorp.

Dikutip dalam The Verge, Jumat (8/10/2018), Facebook menawarkan Messenger sebagai solusi untuk meningkatkan layanan dari beberapa bank tersebut.

“Pelanggan dapat melacak data transaksi, dari saldo, kwitansi transaksi hingga laporan tentang informasi transfer,” kata Facebook.

Namun, panggilan penawaran Facebook langsung disambut. Alasannya, bank masih mempertanyakan cara jejaring sosial menangani data pribadi milik pelanggan.

Selain itu, masih ada memori baru dalam skandal Cambridge Analytica yang mengakibatkan jutaan data pengguna dari Facebook disalahgunakan oleh pihak ketiga. Karena itu, bank rupanya langsung menolak tawaran itu. Di sisi lain, Facebook menyatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan data perbankan untuk kebutuhan iklan tertentu atau berbagi dengan pihak ketiga.

Menurut sumber anonim, Facebook benar-benar ambisius dalam memperluas layanannya ke sektor keuangan. Hal-hal yang telah menjadikan pesaing, seperti Google dan Amazon. Diketahui bahwa kedua perusahaan telah berbagi informasi dengan bank sehingga pengguna asisten virtual mereka dapat mengakses informasi perbankan.

Facebook juga mencoba melakukan hal yang sama, tetapi tingkat kepercayaan pada perusahaan tidak setinggi para pesaingnya.

Menanggapi laporan itu, Facebook mengatakan tidak pernah meminta data tentang transaksi keuangan dari bank. Menurut perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg, perusahaan hanya menawarkan layanan pelanggan di chatbots melalui Messenger.

Fungsi serupa sebenarnya tersedia untuk layanan perbankan American Express, Mastercard dan PayPal. Karenanya, Facebook berencana untuk memperluas layanan ini ke bank tradisional.