Dunia kesehatan akhir-akhir ini telah tergerak oleh munculnya virus yang disebut corona. Penyebaran virus dari Cina tidak hanya membuat orang sakit, tetapi juga membuat ekonomi sengsara. Direktur penelitian Pusat Reformasi Ekonomi (INTI), Piter Abdullah, mengatakan bahwa virus mahkota memiliki efek berbahaya pada ekonomi yang wilayahnya terpengaruh, terutama di China sendiri.

Virus Corona tetap menjadi perhatian pasar, tetapi penurunan dalam hasil atau tingkat pengembalian obligasi AS, khususnya jangka waktu 10 tahun, pada level terendah sejak 10 Oktober 2019 sebesar 1,6 persen, dapat mendorong penguatan nilai tukar pasar negara berkembang , termasuk Indonesia.

Menurut Ariston (The Fed), penurunan yield obligasi AS. UU Itu karena pembelian besar-besaran yang disebabkan oleh virus korona dan juga karena harapan kebijakan Federal Reserve AS. UU Bahwa Federal Reserve masih longgar pada tahun 2020.

The Fed akan memberikan keputusannya pada kebijakan moneter pada hari Rabu, 29 Januari, waktu setempat. Ariston memperkirakan bahwa rupee akan bergerak hari ini sekitar 13.600 per dolar menjadi 13.640 per dolar.

Bank Indonesia mendaftarkan modal asing yang masuk ke Indonesia melalui pembelian surat berharga negara (SBN) yang mencapai Rp3,8 miliar hingga 23 Januari 2018. Namun, arus keluar modal di pasar saham juga terjadi sebesar Rp980 satu miliar

Gubernur BI (Bank Indonesia), jelas Perry Warjiyo, capital outflow terjadi karena kondisi geopolitik global dan pecahnya virus korona. Ini ditunjukkan oleh penurunan harga saham.

Image result for virus corona mempengaruhi ekonomi indonesia

Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta seluruh pelaku ekonomi untuk mewaspadai dampak penyebaran virus mahkota yang berasal dari Tiongkok pada stabilitas sistem keuangan dan ekonomi Indonesia. Karena kekhawatiran pemain pasar tentang coronavirus adalah perasaan yang mempengaruhi pergerakan saham dan nilai tukar mata uang di pasar internasional.

Di Indonesia, virus mahkota Tirai Bambu setidaknya mengkhawatirkan peserta pasar. Akibatnya, penyebaran virus ini telah menjadi sentimen untuk perdagangan mata uang dan emas.

Nilai tukar rupee melemah menjadi 0,04 persen dari Rp13.669 menjadi Rp13.675 per dolar pagi ini. Selain itu, harga emas Antam turun Rp2.000 dari Rp771 ribu menjadi Rp769 ribu per gram.