kurs rupiah

Diketahui H-6 lebaran rupiah berhasil menguat sebesar 12 poin menjadi Rp13.286 per dolar Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena keraguan pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR). Selain itu, aliran dana asing yang masuk ke pasar surat utang negara (SUN) juga menjadi penopang utama bagi fluktuasi nilai tukar rupiah di tengah meningginya permintaan impor menjelang lebaran. Tidak hanya di Indonesia, penguatan mata uang juga terjadi di kawasan Asia. Dengan disetujuinya dana talangan lanjutan untuk Yunani inilah yang menyebabkan laju mata uang euro menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

Namun situasi tersebut tidak bertahan lama. Rupiah pun kembali melemah. Keesokan harinya rupiah sudah melemah ke nilai Rp13.300 per USD dan harus terhempas ke zona merah. Anjloknya harga minyak mentah dunia dan penguatan gerak dolar AS menjadi penyebab melemahnya rupiah. Pada beberapa hari berikutnya nilai tukar rupiah pun semakin melemah.

Tanggal 3 Juli 2017, gerak nilai tukar rupiah di awal pekan bulan Juli ini berhasil menguat tipis. Nilai rupiah dibuka di posisi Rp13.329 pada perdagangan pagi ini. Nilai tukar rupiah sendiri berada pada kisaran Rp13.326 per USD hingga Rp13.334 per USD. Dengan adanya optimisme di luar Amerika Serikat (AS) muncul dan dolar index anjlok. The Fed memang sudah menaikkan Fed Fund Rate (FFR) target lagi tetapi itu dibarengi oleh pesimisme terhadap target inflasi.

Di saat yang bersamaan, keraguan terhadap stimulus fiskal Trump semakin meredup setelah Senat AS menunda pengesahan UU Kesehatan. Terlebih lagi, bank sentral negara maju lainnya yakni Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) justru mulai optimistis. Hal tersebut membuat pelemahan tajam terhadap dolar Amerika Serikat.