Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Sedangkan utnuk nilai tukar rupiah sendiri ada bulan Agustus 2017 dapat dikutip dari berita Tempo di bawah ini
TEMPO.CO, Jakarta – Nilai tukar rupiah Selasa pagi, 29 Agustus 2017, bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp 13.324 per Dlar Amerika Serikat.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2017, mengatakan bahwa pergerakan dolar AS kembali melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah. The Fed yang belum memberi pandangan moneternya direspon negatif pasar.
“Tidak seperti yang diharapkan pasar, Ketua The Fed Janet Yellen dalam simposium di Jackson Hole, Wyoming tidak memberi gambaran mengenai kapan dan bagaimana teknis program pengetatan suku bunga dilaksanakan,” katanya.
Kondisi itu, lanjut Reza, membuat aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia, kembali diminati pelaku pasar sehingga rupiah mengalami apresiasi terhadap Dolar AS.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali berada di area positif turut menjadi faktor positif bagi mata uang berbasis komoditas. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,56 persen menjadi 46,83 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,46 persen menjadi 52,13 dolar AS per barel.
Di sisi lain, lanjut Reza, sentimen dari dalam negeri juga cukup kondusif. Pemerintah yang optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional ke depan turut membuat aset-aset berdenominasi rupiah masih diminati pelaku pasar. “Aksi beli terjadi pada obligasi di dalam negeri, situasi itu menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah stabil dengan kecenderungan menguat,” katanya.
Sebelumnya, pada Senin sore, 28 Agustus 2017, nilai tukar rupiah ditutup menguat menjadi Rp 13.317 per dolar Amerika Serikat (AS) menyusul belum adanya ketidakpastian pembahasan debt ceiling atau batas atas dari utang Amerika Serikat