Ketika memutuskan menikah dengan sang suami, Tri Widodo, sri mulai menerima pesanan jahitan dari tetangga sekitarnya. sebagai bagian dari pelayanan, sri pantang menolak pesanan dari pelanggan. semua pesanan dikerjakannya dengan hati- hati dan sesuai permintaan pelanggan. Jika mendapatkan komplain, semua masukan dari pelanggan diterimanya dengan tersenyum.“sejengkel apapun sama pelanggan, tapi jangan pernah marah sama mereka. Tetap tersenyum di depan pelanggan, meskipun nanti di belakang jengkel,” kata warga sugih Waras RT 3/6 Wonorejo, gondangrejo, Karanganyar ini.
Setelah berkenalan dengan bPR Wm, sri mulai mengembangkan usahanya. modal yang didapatkannya dari bPR Wm dia gunakan untuk membeli mesin jahit dan menambah tenaga kerja. saat ini, sri memiliki enam tenaga penjahit yang membantunya melayani pesanan pelanggan. Pelayanan yang ramah dan kualitas jahitan yang rapi membuat usaha sri cepat tersohor. dalam beberapa kesempatan, dia kerap menerima pesanan jahitan seragam dalam jumlah besar dari beberapa instansi di soloraya. banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakannya membantunya menyelesaikan banyak pesanan dalam waktu singkat. Walhasil, pesanan pun makin mengalir bak semburan mata air.
sembari mengerjakan pesanan dari pelanggannya, sri saat ini menjajaki bisnis fashion online. dia bekerjasama dengan pemasar online yang memesan baju darinya. Cara kerjanya cukup kilat, yakni si pemasar mengirimkan gambar desain baju melalui pesan Whatsapp, lalu sri menjahit kain sesuai desain gambar yang dikirimkan. Tidak pernah ada pertemuan antara sri dengan pembeli seperti layaknya pelanggan yang memesan jahitan “biasanya pakai ukuran s, m, l atau Xl. Tergantung permintaan, nanti tinggal saya buatkan sesuai patokan ukuran yang saya punya. saya yang bikin bajunya, dia yang memasarkan. Jadi saling menguntungkan,” terangnya.
Meski rejeki terus mengalir, namun sri tak lantas menggunakan hasil keringatnya untuk foya-foya. Penghasilan yang didapatkannya dari bisnis menjahit digunakannya untuk membeli rumah, tanah, mobil dan merintis usaha snack kering bersama sang suami sejak 2010 lalu. “saya tidak pernah menganggap uang yang saya punya itu milik saya sendiri. itu prinsip saya
supaya uang yang saya dapat tidak habis untuk foya-foya. semua ini untuk anak-anak dan masa depan mereka,” kata ibu tiga anak ini. bisnis snack dikelola penuh oleh suaminya. adapun sri tetap fokus pada bisnis konveksi yang telah menghidupinya dan keluarganya. sri menyadari dia tidak bisa bekerja sendiri. maka, dia selalu menjaga hubungan baik dengan karyawannya. dia pun tidak melarang karyawan untuk menerima jahitan di luar pekerjaannya. bahkan kadang dia membantu anak buahnya menyelesaikan pesanan pribadinya. “saya senang dan mendukung karyawan untuk buka jasa jahit di rumah, asalkan tidak mengganggu pekerjaan utamanya di sini,” katanya. meski bisnisnya sudah cukup besar, namun sri masih setia menjadi nasabah bPR Wm kantor kas nusukan. Terlebih, dalam waktu dekat, dia berkeinginan untuk memperbesar usaha snack kering yang menurutnya cukup potensial di masa depan. “Kredit di bPR Wm bunganya kecil jadi tidak memberatkan pengusaha kecil seperti saya. Kebutuhan modal saya terpenuhi, tapi saya juga masih bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya. Jadi saya tidak ragu untuk mengajukan bantuan modal di bPR Wm,” tuturnya. [lau]