Sejak didirikan 30 tahun yang lalu, BPR Weleri Makmur terus tumbuh dan menunjukkan perkembangan positif. Dari semula satu kantor kini berkembang menjadi 24 kantor pelayanan yang tersebar di 7 kota/kabupaten. Dari modal awal hanya Rp 100 juta hingga saat ini total aset telah mencapat lebih dari Rp 500 miliar. Direktur Utama BPR Weleri Makmur Kerry Thamrim mengatakan lima tahun terakhir, kinerja BPR Weleri Makmur tumbuh 15 persen, jauh di atas rata-rata industri. Jumlah nasabah mencapai 30 ribu rekening, dengan jumlah penyaluran kredit mencapai Rp 380 miliar. Pertumbuhan BPR Weleri Makmur bukan isapan jempol semata. Tahun 2019 lalu BPR Weleri Makmur masuk Top 100 BPR menurut majalah keuangan The Finance. Penilaian ini didasarkan atas kinerja dua tahunan BPR, mulai tahun 2016 – 2018, untuk BPR dengan aset di atas Rp 100 miliar. “Bukan hal yang mudah untuk bisa masuk ke jajaran Top 100 BPR, apalagi di tingkat nasional, karena penilaiannya kinerja dua tahunan. Maka pencapaian kinerja harus benar-benar konsisten,” terang Kerry. Selain itu, BPR Weleri Makmur juga kembali mendapatkan penghargaan dari analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, dengan predikat ‘Sangat Bagus’ untuk kategori BPR beraset Rp 250 miliar sampai dengan di bawah Rp 500 miliar. Penilaian diukur berdasarkan aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi. Hasil penilaiannya, kinerja BPR Weleri Makmur tahun 2018 mendapatkan nilai 91.82 dari skala 100 sehingga layak mendapatkan predikat BPR dengan kinerja ‘Sangat Bagus’. “Adanya penilaian seperti ini tentunya melecut semangat kami untuk terus mencatatkan kinerja positif. Jika tahun lalu aset kami masih di bawah Rp 500 miliar, tahun 2019 ini bisa closing di atas Rp 500 miliar,” harapnya.
Prudent Banking
Kerry mengatakan, pertumbuhan BPR Weleri Makmur tak lepas dari kemauan perusahaan menaati regulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Regulasi, di satu sisi terkesan sebagai pagar pembatas, namun di sisi lain, menurut Kerry, mencegah bank dari kerugian. “Setiap ada regulasi dari BI atau OJK selalu kami lihat sisi positifnya. Memang terkesan seperti pagar-pagar yang membatasi ruang gerak, tetapi pagar itu memang sebaiknya tidak dilompati. Ini semua demi keamanan bank yang ujungnya adalah keamanan nasabah juga,” kata Kerry. Prinsip kehati-hatian bank (prudent banking) ini pun menjadi pedoman yang dijalankan BPR Weleri Makmur semenjak awal berdiri. Keamanan bank menjadi pertimbangan utama lalu disusul kepuasan nasabah. “Harus berpikir bank aman dulu baru kepuasan nasabah. Kalau mengutamakan kepuasan nasabah lalu banknya tidak aman, maka bank tidak akan bertahan lama akhirnya nasabah juga yang dirugikan. Kalau keamanan bank terjaga, kepuasan nasabah ada maka profit akan mengikuti. Itu prinsip yang diajarkan oleh founding father kami,” tandas Kerry.